[studiokeramik Media] : StudioKeramik TV | StudioKeramik.org| Studio Keramik Channel | Studio Keramik Publishing (Penerbitan Buku)

[Social Networks]: Facebook Fan Page| Follow on Twitter | +1 on Google+
_________________________________________________________

Thursday, July 7, 2011

Faktor-faktor Keberhasilan Glasir

Bahan-bahan yang digunakan

Bahan-bahan glasir kadang-kadang berbeda umur, asalnya, cara pengambilan, dan pemurniannya yang akan dapat mengakibatkan perbedaan kualitas jenis bahan. Sebagai contoh, glasir yang menggunakan feldspar dari Malang/Blitar akan berbeda hasilnya dengan glasir yang menggunakan feldpsar dari Mayong/Jepara. Kondisi ini memaksa kita untuk hati-hati menggunakan enis bahan yang sama tetapi berasal dari daerah yang berbeda. Jenis bahan yang sama kemungkinan besar memiliki komposisi kimia yang berbeda.


Bodi tanah liat

Bodi tanah liat yang digunakan juga memegang peranan penting daolam kualitas warna danpenampilan akhir dari glasir. Komposisi bodi tanah liat dan asal tanah liat harus jelas.


Panas dalam ruang pembakaran

Panas dalam ruang pembakaran sangat berpengaruh apabila dalam penyusunan barang-barangkeramik memerlukan tingkat atau sap akan dapat mengakibatkan hasil pembakaran glasir tiap tingkat akan berbeda. Daerah yang dekat dengan sumber api akan memiliki panas yang berbeda dengan daerah yang jauh dari sumber api. Hal inilah yang menyebabkan pengramik harus mengetahui karakter tungku.


Tipe tungku dan bahan bakarnya

Kualitas hasil pembakaran glasir juga dipengaruhi oleh jenis tungku dan bahan bakar yangdigunakan. Tungku dengan bahan bakar minyak, gas, listrik, atau kayu akan menghasilkan hasil pembakaran yang berbeda-beda.


Atmosfer tungku

Atmosfer dalam tungku akan mengakibatkan timbul oksidasi atau reduksi. Pada atmosfer oksidasi akan muncul oksigen selama pembakaran. Bahan bakar akan bereaksi sempurna dengan oksigen dari udara dalam ruang pembakaran. Sedangkan atmosfer reduksi mengkondisikan oksigen yang terbatas/tidak cukup untuk

membakar semua bahan bakar. Sehingga untuk menyempurankan pembakaran diambillah oksigen dari senyawa oksida yang ada di glasir dan bodi tanah liat.


Penerapan glasir

Kualitas hasil pembakaran glasir juga dapat dipengaruhi oleh cara penerapannya pada permukaan berang keramik baik dengan teknik celup, tuang, kuas, atau semprot hal ini terjadi karena ketebalan lapisan glasir tidak merata pada seluruh permukaan barang keramik..


Monday, July 4, 2011

Kesalahan-kesalahan Dalam Mengglasir

Bloating

Running

Shivering

Glasir belum matang

Pinhole

Crazing/cracking

Glasir tebal

Crawling

Kesalahan-kesalahan yang sering kali terjadi dalam pengglasiran, antara lain :

1. Glasir yang terlalu tipis hasilnya akan kering seperti kertas ampelas karena warna glasir tidak muncul dengan baik dan lapisan glasir kelihatan kotor.

2. Glasir terlalu tebal maka glasir akan meleleh turun dari benda (Running) atau akan mengkerut berpisah (Crawling) atau berbintik-bintik udara atau retak-retak (Crazing).

3. Permukaan benda keramik kasar, berdebu, berminyak atau kena keringat dari tangan akan menghasilkan glasir yang crawling. Cara mengatasinya barang-barang keramik yang akan diglasir harus dicuci sampai bersih

4. Barang-barang keramik yang dibakar biskuit kurang tinggi maka bodi tersebut masih berpori sehingga sifat porousnya masih tinggi dan apabila diglasir akan terjadi crawling. Cara mengatasinya barang-barang keramik dibakar biskuit dengan temperatur 9000 C.

Kesalahan-kesalahan yang sering kali terjadi dalam pengglasiran, antara lain:

Masalah

Diagnosa

Cara mengatasi

Hasil bakar glasir seperti kertas ampelas, warna glasir tidak muncul dengan baik dan lapisan glasir kelihatan kotor.

Glasir yang terlalu tipis

Lakukan pengglasiran dengan lebih tebal

Glasir meleleh turun dari permukaan benda keramik (Running)

Glasir terlalu tebal

Kurangi ketebalan lapisan glasir pada benda keramik

Kurangi waktu pencelupan benda keramik pada larutan glasir

Benda keramik yang telah dibakar biskuit tidak menyerap glasir

Temperatur bakar biskuit terlalu tinggi

Lakukan pembakaran biskuit benda keramik pada temperatur yang lebih rendah

Hangatkan benda kermik sebelum diglasir dan bakarlah pada suhu yang lebih tinggi

Muncul gelembung-gelembung pada benda keramik (Bloating)

Terlalu banyak pewarna oksida atau karbon dalam tanah liat

Pembakan biskuit terlalu lama

Kurangi penggunaan warna pada tanah liat

Tambahkan grog pada tanah liat

Lakukan pembakaran glasir pada temperatur yang lebih rendah

Glasir berpisah menjadi gumpalan-gumpalan atau berkerut pada permukaan benda keramik (Crawling)

Adanya minyak, lemak, keringat atau debu pada benda keramik biskuit

Larutan glasir terlalu banyak mengandung tanah liat plastis

Temperatur bakar biskuit kurang rendah sehingga masih berpori dan sifat porousnya tinggi

Cuci bersih benda keramik biskuit sebelum diglasir

Hindari memegang benda keramik biskuit terlalu sering

Kurangi kandungan tanah liat plastis pada larutan glasir atau ganti dengan bahan Kaolin

Benda keramik dibakar biskuit dengan temperatur 9000 C.

Terjadi keretakan lapisan glasir sebelum pembakaran

Larutan glasir terlalu kental sehingga lapisan glasir menjadi tebal

Tambahkan air pada larutan glasir

Kurangi ketebalan lapisan glasir pada benda keramik

Terjadi retak-retak halus pada permukaan benda keramik (Crazing)

Penyusunan larutan glasir tidak sesuai

Pembakaran glasir di bawah temperatur bakarnya (Underfired)

Lapisan glasir yang terlalu tebal

Tambahkan kandungan Silika pada larutan glasir

Lakukan pembakaran glasir pada temperatur yang lebih tinggi

Tambahkan air pada larutan glasir

Benda keramik yang diglasir terbelah atau pecah (Dunting)

Pemanasan atau pendinginan yang terlalu cepat

Panaskan atau dinginkan tungku bakar secara pelan-pelan pada suhu 2000C dan 6000C

Jangan membuka pintu tungku bakar sebelum temperatur di bawah 2000C

Tambahkan grog pada badan benda keramik

Terdapat lubang-lubang kecil pada permukaan benda keramik yang telah dibakar glasir (Pinholing)

Pembakaran glasir sedikit di bawah temperatur bakarnya

Pembakaran glasir yang terlalu cepat

Muncul gelembung udara pada glasir

Kelebihan whiting pada glasir

Lakukan pembakaran glasir sedikit lebih tinggi

Lakukan pembakaran glasir secara perlahan-lahan

Kurangi kandungan Silika tambahkan Flux

Kurangi Whiting pada larutan glasir

Glasir mengelupas dari permukaan benda keramik

(Peeling, Shelling atau Shivering)

Badan tanah liat menyusut terlalu banyak

Turunkan sedikit temperatur bakar glasir

Kurangi waktu pencelupan benda keramik pada larutan glasir

Tambahkan frit yang lebih tingi pada larutan glasir

Kurangi kandungan Silika pada larutan glasir


Sunday, July 3, 2011

Pewarna Glasir





Ada dua (2) jenis pewarna yang digunakan dalam mewarnai glasir yaitu oksida logam dan stain/pigmen warna. Oksida logam adalah senyawaan unsur logam dan osigen membentuk senyawa oksida. Pewarna yang berasal dari oksida logam akan lebih kuat menghasilkan warna dan persentase penggunaannya lebih kecil daripada stain. Stain adalah bubuk pewarna yang dibuat melalui proses pembakaran dari oksida logam dan bahan-bahan lain. Stain cenderung menghasilkan warna yang lebih stabil tetapi persentase yang digunakan lebih banyak dari pada oksida logam. Warna-warna yang diperoleh dari stain mempunyai variasi yang lebih beragam, karena stain merupakan hasil rekayasa olahan industri. Logam oksida (dan juga logam karbonat) meghasilkan variasi warna yang lebih terbatas.
Secara teori dasar, ada beberapa logam yang mengasilkan warna-warna pokok yaitu: cobalt-biru, tembaga/cupper, krom -hijau, besi/ferrum-coklat, mangaan-ungu.
Warna-warna lain dihasilkan dari kombinasi warna-warna dasar tersebut. Tingkat kekuatan warna (tua0-muda) dihasilkan dari banyaknya bahan yang ditambahkan.
Cobalt Okside (0.25-0.50%); cobalt carbonate (o.50-1.0%); Cupper Oksida (1-2%); cupper carbonate (2-4%); besi (1-6%); mangaan (2-6%); krom (1-2%).